September 29, 2012

Kebudayaan Lombok

gunadarma.ac.id

Pulau Lombok
Pulau Lombok adalah pulau terbesr di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dihuni sekitar 3.000.000 jiwa. Pulau ini pun d bagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Kabupaten Lombok Barat
2. Kabupaten Lombok Timur
3. Kabupaten Lombok Tengah
4. Kabupaten Lombok Utara
Suku asli di pulau Lombok adalah suku Sasak. Suku asli ini yang masih mendiami pulau Lombok sebesar 85% dan sisanya berasal dari Bali, Jawa, Bugis, Banjar, Melayu Cina dan Arab. Mata pencaharian masyarakatnya pun masih berdasarkan alam, seperti petani, peternak, penambang emas atau pasir dan nelayan. Banyak juga dari masyarakatnya harus bekerja menjadi tenaga kerja di negeri orang untuk dapat menghidupi keluarganya. Hal itu dikarenakan upah daerah tersebut masih sangat minim dan mayoritas upah yang diterima dari para pekerja disana tidak sesuai dengan pengorbanan yang mereka lakukan.
Kebudayaan yang ada di Lombok sangat banyak, seperti :
  • Tarian Gandrung : adalah sebuah tari pertunjukan khas masyarakat suku Sasak, yang dilakukan oleh satu atau dua orang penari wanita yang diiringi seperangkat gamelan, puisi, dan nyanyian. Tari ini menunjukan pergaulan para muda mudi

  • Tarian Oncer / Gendang Beleq : adalah tarian yang dilakukan 6-8 orang (kenceng), dua orang pembawa gendang disebut penari gendang dan satu orang pembawa petuk disebut penari petuk. Tarian ini menceritakan tentang peperangan, baik sejak awal keberangkatan hingga pulang. Sehingga tari ini biasanya dilakukan sebelum dan sesudah para pejuang ke peperangan. Alat music yang mengiringi tari ini adalah tetabuhan Gendang Beleq adalah ceng-ceng, suling, rincik, gong, reong, dan gendang kecil.

  • Tradisi Peresean : tradisi dari pulau Lombok dimana para pemainnya saling menyerang dengan menggunakan tongkat rotan (penyalin) dan tameng dari kulit binatang (ende). Tradisi ini menggambarkan perjuangan para pejuang dalam melawan musuh ataupun mengganmbarkan seorang raja yang memperebutkan seorang putri. Dalam tradisi ini di perlengkap dengan pepadu (petarung), Sapuk(ikat kepala), Bebet(lilitan kain di pinggang),  Pekembar sedi( Asisten wasit). Tradisi ini juga diiringi music, alat music yang digunakan adalah gong, kendang, kajar (sejenis seruling) dan rincik. Peresean berjalan selama 5 ronde dan semua petarungnya adalah laki-laki agar dapat memperlihatkan kegagahan dan kekuatan mereka.

  • Tradisi Perang Topat : tradisi ini sering sekali disebut sebagai tradisi penyatu antar umat beragama, karena yang mengikuti tradisi ini adalah umat beragama Islam dan Hindu. Tradisi ini sama-sama dilakukan sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Tuhan atas semua yang telah diberikan. Tradisi ini dilakukan diawali dengan mengarak ketupat (alat untuk yang dilempar) ke “kemalik”. Lalu ketupat tersebut dilemparkan ke para peserta lain dan tradisi ini dilaksanakan selama 15 menit.

  • Kerajinan Tenun Songket : songket yang berasal dari kata sungkit ini berarti mengkait atau mencungkil, maksudnya dala pembuatan kain singket ini mengait dan mengambil kain tenun yang lalu diselipkan benang emas. Songket ini biasa digunakan dalam upacara pernikahan. Motif dari tenun songket ini sendiri songket asal Lombok, khususnya Desa Sukarare, merupakan motif tradisional antara lain keker, yakni motif berupa ornamen berbentuk merak berhadap-hadapan sebagai simbol kebahagiaan, ornamen bergambar tokek yang merupakan simbol keberuntungan, motif pakerot yang berbentuk horizontal, motif trudak yang berwarna violet, motif dobel berate, motif nanas, dan motif subhanallah dalam tulisan Arab yang telah didistorsi.
  • Senjata Tulup dan Keris : Tulup adalah senjata tradisional Suku Sasak yang biasa digunakan untuk berburu. Senjata yang terbuat dari kayu meranti lalu dilubangi, berpeluru  potongan-potongan seperti lidi dari pelepah pohon enau yang berbentuk seperti mata panah yang disebut ancar. Mata ancar biasanya diolesi racun dari getah pohon tatar agar bisa melumpuhkan hewan buruan. Sedangkan Keris dari Lombok hanya untuk pelengkap saat menggunakan pakaian adat.


  • Bau nyale : upacara perburuan cacing laut untuk menyambut pasola . sesaat sebelum menyambut acara ini biasanya masyarakat sudah melakukan beberapa ritual, seperti memotong ayam dan membuat ketupat. Ritual ini dilakukan untuk melihat baik buruknya nasib orang yang akan mengikuti pasola. Jika pada ayam panggan tersebut masih terdapat darah dan ketupat berwarna merah atau kecoklatan, maka diyakini akan terjadi hal buruk yang menimpa keluarga tersebut. Para rato (petugas yag mengawasi bulan) mengawasi saat malam hari, ketika bulan purnama muncul maka perburuan siap dilakukan.  

  • Nyongkolan : tradisi masyarakat Lombok untuk mengiri calon pengantin dengan menggunakan baju adat menuju tempat orang tua pengantin perempuan yang di temani oleh sanak sodara dan orang terdekat pasangan pengantin. Mereka diarak dengan berjalan kaki mengelili kampung yang menjadi tanda bahwa mereka telah menjadi pasangan suami istri.
  • Begawe : acara syukuran atau pesta yang dilakukan warga sasak dalam merayakan pesta pernikahan, khitanan, maulid nabi, aqiqah dan lainnya. Biasanya warga dari desa yang sama atau desa tetangga dating dengan membawa beras atau hasil panen, lalu mereka pulang dengan membawa berket dari tempat yang melaksanakan begawe.
Demikian hasil pengamatan yang penulis lakukan. Bila terdapat kekurangan mohon dimaafkan karena memang masih banyak kebudayaan lain yang belum sempat penulis bahas. Semoga berguna bagi yang lainnya. Terima kasih atas kunjungan Anda.... ^_^

Sumber-sumber :



 

4 komentar :

  1. Apakah pemilik blok ini asli orang lombok? mohon inbok di akun FB saya untuk diskusi seputar hal tersebut.. FB di Mifta Berkarya

    BalasHapus
  2. keren nih, kebudayaan di lombok emg perlu dijaga dan dilestarikan pastinya

    http://www.marketingkita.com/2017/08/expedisi-pengiriman-dalam-ilmu-marketing.html

    BalasHapus