Pengertian
1.
Fakta
Fakta (bahasa Latin: factus) ialah
segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah
menjadi suatu kenyataan. Sedangkan
menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan Fakta sebagai hal
(keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar – benar ada
atau terjadi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
fakta adalah sesuatu hal yang benar – benar terjadi dan nyata yang dibantu
dengan adanya bukti konkrit.
2.
Penalaran
Berdasarkan
KBBI kata ini memiliki kata dasar yaitu nalar, dimana artinya pertimbangan tentang baik
buruk dsb; akal budi: setiap keputusan harus didasarkan -- yg sehat. Aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis;
jangkauan pikir; kekuatan pikir. Sedangkan penalaran merupakan proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
3.
Ilmiah
Menurut KBBI, Ilmiah adalah bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat
(kaidah) ilmu pengetahuan. Namun manjadi kata populer bersifat
ilmu, tetapi menggunakan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat
awam (tentang artikel, gaya penulisan karya ilmiah).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa enalaran adalah proses pemikiran
untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Dengan
kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai
dasaruntukmenarikkesimpulan.
Prinsip
dan unsure penalaran
Penulisan ilmiah
mengemukakan dan membahas fakta secara logis dan sistematis dengan bahasa yang
baik dan benar. Ini berarti bahwa untuk menulis penulisan ilmiah diperlukan
kemampuan menalar secara ilmiah.
Melalui proses penalaran, kita dapat
samapai pada kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori. Penalaran
disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan
fakta yang relevan.
Dengan kata lain, penalaran adalah
proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.
Jenis Penalaran
Menurut prosesnya penalaran dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.
Penalaran
induktif
Secara formal dapat dikatakan bahwa
induksi adalah proses penalran untuk sampai pada suatu keputusan, prinsip, atau
sikap yang bersifat umum dan khusus, beradasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus.
Proses induksidapatdibedakan:
1.
Generalisasi, ialah proses penalaran
berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk
menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejalas erupa.
2.
Analogi, adalah suatu proses penalaran untuk
menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran
gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial yang bersamaan.
3.
Hubungan sebab akibat, Penalaran dari sebab ke
akibat mulai dari pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui. Berdasarkan
itu, kita menarik kesimpulan mengenai akibat yang mungkin ditimbulkan.
b.
Penalaran
deduktif
Penalaran deduktif didasarkan atas
prinsip, hukum, atau teori yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala. Berdasarkan
prinsip umum itu, ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus, yang
merupakan bagiuan dari hal atau gejala itu. jadi, penalaran deduktif bergerak dari
halatau gejala yang umum menuju pada gejala
yang khusus.
Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan ilmiah
adalah penulisan hasil berpikir ilmiah yang di dalamnya mencerminkan ciri ilmu pengetahuan.
Ciri Penulisan Ilmiah
a.
Isi mencerminkan
hakikat ilmu pengetahuan/objek ilmu tertentu
b.
Mengandung
teori/semacam kerangka berpikir
c.
Ada metodenya(cara
mencari dan menemukan kebenaran)
d.
Mengandungp
enalaran.
Keterkaitan Penalaran dalam Proses Penulisan
Ilmiah
Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas
penalaran seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan
karangan itu sendiri. Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5
aspek/matra. Kelima aspek tersebut adalah:
a.
Aspek keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan
antarbagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya,
bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada
pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan –
dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian
landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan
kesimpulan.
b.
Aspek urutan
Aspek urutan adalah pola urutan
tentang suatru yang harus didahulukan/ditampilkan kemudian (dari hal yang
paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus
mengikuti urutan pola pikir tertentu.Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan
dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka
analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas
secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas
pembahasan sekaligu sebagai penutup karangan ilmiah
c.
Aspek argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang
menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan
kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan
ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas
(pendahuluan), pendapat-pendapat/ temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen
yang lengkap dan mendalam.
d.
Aspek teknik
penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang
dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harusdisusun dengan
polapenyusunan tertentu,dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman
terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus
dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.
e.
Aspek bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa
dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku? Karangan ilmiah disusun dengan
bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru
akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah
akademis.
Beberapa ciri bahasa ilmiah: kalimat
pasif, sebisa mungkin menghindari kata ganti diri (saya, kami, kita), susunan
kalimat efektif/hindari kalimat-kalimat dengan klausa-klausa yang panjang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa fakta memang
menjadi unsure dasar dalam penalaran ilmiah. Karena hasil dari penalaran ilmiah
ini dapat dijadikan sebagai penulisan ilmiah. Dimana baik penalaran ilmiah
maupun penulisan ilmiah membutuhkan fakta yang memiliki bukti untuk dilakukan
riset dan pengembangan.
Sumber :
Univ. Esa Unggul/Jumanta/MKU 113