Januari 03, 2015

Lembaga Keuangan Bukan Bank : Melemahnya Nilai Tukar Rupiah

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Semakin banyaknya kebutuhan akan uang (needs of money) dan meningkatnya harga barang membuat masyarakat terus mencari cara agar bisa mendapatkan keduanya dengan usaha yang minim namun hasil yang besar. Kebutuhan dasar yang diinginkan seorang manusia sangatlah banyak, dengan banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi namun tidak diikuti pendapatan (uang yang dimiliki) bertambah. Hal ini mencemaskan hati masyarakat, terutama masyarakat kelas bawah yang sangat minim kehidupannya.
Lembaga – lembaga perbankan yang telah bermunculan tidak terlalu membantu masyarakat kelas bawah mendapatkan kebutuhan dasar yang harus dimilikinya. Hal ini memicu munculnya lembaga – lembaga lain untuk bisa menjamin hal – hal yang tidak dimiliki oleh lembaga perbankan. Dengan harapan masyarakat dapat hidup layak dan sewajarnya tanpa memerlukan dana yang besar, walau tetap saja didunia ini “uang yang berbicara” bukan hati yang berbicara demi kesejahteraan.
Lembaga – lembaga ini juga mempengaruhi nilai mata uang Negara sendiri, walau mereka tidak memiliki wewenang untuk membuat uang atau menyebarkan uang namun mereka ikut menyumbang penurunan nilai mata uang. Hubungan yang terjadi antara lembaga keuangan bukan bank dengan melemahnya nilai tukar rupiah menjadi menarik untuk diketahui lebih jauh. Apalagi saat ini sudah banyak lembaga keuangan bukan bank yang telah menjadi sandaran hidup masyarakat.

I.2 Tujuan
Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lembaga keuangan bukan bank dengan melemahnya nilai tukar rupiah.

I.3 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan Paper ini penulis membagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Bab I Pendahuluan, pada bab ini penulis akan sedikit memberikan informasi mengenai latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan, pada bagian ini penulis akan member informasi mengenai pengertian lembaga keuangan bukan bank, jenis – jenis lembaga keuangan bukan bank, nilai tukar rupiah terhadap valas (valuta asing), penyebab melemahnya nilai tukar rupiah dan hubungan antara lembaga keuangan bukan bank dengan melemahnya nilai tukar rupiah.
Bab III Penutup, pada bab ini penulis akan membuat suatu kesimpulan mengenai pembahasan sebelumnya dan memberikan saran untuk menjaga kestabilan nilai tukar.



BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Lembaga Keuangan Bukan Bank
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP-38/MK/IV/19/1972, Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) adalah semua lembaga (badan) yang melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat – surat berharga, kemudian menyalurkan kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi perusahaan – perusahaan.
Berdasarkan keputusan yang dibuat oleh Menteri Keuangan mengenai LKBB dapat ditarik kesimpulan bahwa lembaga – lembaga ini memperjual-belikan uang giral dalam kehidupan lembaga tersebut. Oleh sebab itu, pemerintah melalui menteri keuangan membuat aturan – aturan untuk menangani kegiatannya tersebut.
Selain itu, lembaga – lembaga ini menghimpun dana dari masyarakat dan memanfaatkannya untuk membangun perekonomian melalui investasi ke perusahaan – perusahaan yang membutuhkan suntikan dana. Banyak sekali kegiatan yang mereka lakukan dan kegiatan tersebut sangat mempengaruhi nilai mata uang.
Kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan bukan bank antara lain :
·         Menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat – surat berharga
·         Memberikan kredit jangka menengah dan panjang kepada perusahaan atau proyek yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta
·         Menjadi perantara bagi perusahaan – perusahaan Indonesia dan badan hukum pemerintah untuk mendapatkan kredit dari dalam maupun luar negeri
·         Melakukan penyertaan modal di perusahaan – perusahaan dan penjualan saham – saham di pasar modal
·         Melakukan usaha lain dibidang keuangan setelah mendapat pesetujuan Menteri Keuangan
·         Menjadi perantara bagi perusahaan – perusahaan untuk mendapat tenaga ahli di bidang keuangan

II.2 Jenis – Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank
Terdapat berbagai macam lembaga keuangan bukan bank yang ada saat ini, makin menjamurnya lembaga ini membuat kita tertarik untuk menjadi bagian dari lembaga tersebut. Bahkan terkadang tanpa kita sadari kita telah menjadi bagian dari lembaga tersebut. Lembaga keuangan bukan bank dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu:
*       Lembaga Pembiayaan
·         Leasing : kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara leasing dengah hak opsi ( finance lease ) maupun leasing tanpa hak opsi ( operate lease ), untuk digunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu secara berkala.
·         Factoring ( Anjak Piutang ) : kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian akan pengalihan harta serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek.
·         Pembiayaan konsumen : kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran.
·         Kartu Kredit : alat ganti pembayaran secara kontan yang dikeluarkan oleh pihak penerbit ( bank ) dengan batas limit pemakaian yang ditentukan sesuai dengan syarat – syarat yang berlaku.
*       Perusahaan Perasuransian :  istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis di mana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut
·         Asuransi Keuangan : asuransi yang kegiatannya menjamin keadaan keuangan seseorang agar masa depan orang tersebut dan keluarganya terjamin dimasa yang akan datang, salah satu asuransi keuangan adalah asuransi pendidikan.
·         Asuransi Jiwa : asuransi yang kegiatannya menjamin kejiwaan dan kesehatan masa kini dan mendatang, salah satu contohnya asuransi kecelakaan kerja dan asuransi kematian.
·         Reasuransi : suatu proses dimana pihak penanggung mengatur pembagian kemungkinan kerugian kepada pihak lain (sesame asuransi) untuk mengurangi kemungkinan kerugian yang besar.
*       Dana Pensiun
·         Dana Pensiun Pemberi Kredit
·         Dana Pensiun Lembaga Keuangan
*       Dana Perusahaan Efek
·         Reksadana : wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang telah mendapat ijin dari BAPEPAM.
·         Perusahaan Penjamin : suatu wadah yang menjamin kemungkinan kerugian yang muncul .
·         Perusahaan Modal Ventura : badan usaha yang melakukan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.
·         Pegadaian : sebuah badan yang inti usahanya sebagai jasa penyalur kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai.
Begitu banyak jenis dari lembaga keuangan ini dengan berbeda fungsi dan kegiatan yang mereka lakukan, namun kesamaan mereka adalah bahwa mereka mempengaruhi nilai mata uang dengan kegiatan yang dilakukannya.

II.3 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Valas (Valuta Asing)
Nilai tukar rupiah terhadap valas saat ini sangat mengecewakan. Nilai mata uang rupiah saat ini turun tajam, selain akibat dari adanya pemilu yang terjadi hal ini juga diakibatkan bahan – bahan yang digunakan untuk produksi setiap perusahaan menipis dan membuat harganya merangkak naik.
Selain kedua hal tersebut, defisit pada transaksi pembayaran. Hal ini memperburuk nilai tukar rupiah yang saat ini telah mencapai Rp 12.000,-/dolar. Hal yang menurut Gubernur BI wajar justru menyesalkan banyak pihak apalagi produsen yang memproduksi barang dengan bahan impor. Bila hal ini terus terjadi bisa saja terjadi inflasi yang tinggi seperti tahun 1998.
Niai tukar rupiah terhadap valas saat ini sudah sulit untuk diperkuat. Sayangnya tidak ada upaya yang terang dari pemerintah dalam menangani masalah ini. Padahal bila hal ini dibiarkan akan menghancurkan banyak industry dalam negeri dan akan meningkatkan angka keluarga miskin di Negara sendiri.
Dengan ikut goyahnya Negara Adidaya saat ini akibat krisis yang tak kunjung berakhir, menjadikan nilai tukar rupiah terhadap valas tidak bisa menguat. Banyak sekali factor yang menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap valas terus melemah, tidak adanya perhatian khusus dari pemerintah membantu nilai tukar menjadi lemah. Adanya penyelamat devisa belum bisa membantu nilai tukar menguat dengan baik.
Istilah dalam nilai tukar terhadap kurs berbagai macam, antara lain :
o   Nilai tukar tetap : system nilai tukar dimana pemegang otoritas moneter tertinggi suatu Negara ( Central Bank) menetapkan nilai tukar dalam negeri terhadap Negara lain yang ditetapkan pada tingkat tertentu tanpa melihat aktivitas penawaran dan permintaan dipasar uang.
·         Keunggulan :
-          Kegiatan spekulasi dipasar uang semakin sempit
-          Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur nilai tukar sehingga tetap stabil
-          Pemerintah memegang peranan penuh dalam pengawasan terhadap devisa
-          Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan produksi sesuai dengan hasilnya
·         Kelemahan
-          Cadangan devisa harus besar, untuk menyerap kelebihan dan kekurangan pasar valas
-          Kurang fleksibel terhadap perubahan global
-          Penetapan kurs yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan memepengaruhi pasar ekspor dan impor
o   Nilai Tukar Mengambang Bebas : suatu system ekonomi yang ditujukan bagi suatu Negara yang system perekonomiannya sudah mapan.karena menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi equilibrium internal dan eksternal.
·         Keunggulan :
-          Cadangan devisa lebih aman
-          Persaingan pasar ekspor impor sesuai dengan mekanisme pasar
-          Kondisi ekonomi Negara lain tidak mempengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri
-          Masalah neraca pembayaran dapat diminimalisir
-          Tidak ada batasan valas
-          Equilibrium pasar uang
·         Kelemahan
-          Praktik spekulasi semakin bebas
-          Penerapan system ini terbatas pada Negara yang system perekonomiannya mapan, masih kurang tepat untuk Negara berkembang
-          Tidak adanya intervensi pemerintah untuk menjaga harga
o   Nilai Tukar Mengambang Terkendali : penetapan kurs tidak sepenuhnya terjadi dari pasar valuta asing, karena masih terdapat campur tangan pemerintah dalam penetapan nilai tukarnya.
·         Keunggulan
-          Mampu menjaga stabilitas moneter lebih baik dan neraca pembayaran suatu Negara
-          Adanya aktifitas D/MS dalam pasar valuta asing berdasarkan kurs indikasi akan mampu menstabilkan nilai tukar dengan lebih baik sesuai dengan kondisi ekonomi yang sedang terjadi
-          Devisa yang diperlukan tidak sebesar pada nilai tukar tetap
-          Mampu memadukan system tetap dan mengambang
·         Kelemahan 
-          Devisa harus selalu tersedia dan siap digunakan sewaktu – waktu
-          Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekulan dalam memprediksi dan menetapkan kurs
-          Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa karena memakai devisa untuk menutupi selisihnya.
III.4 Hubungan Antara Lembaga Keuangan Bukan Bank dengan Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
 Hubungan keduanya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi kedekatannya. Karena pasar valas adalah anak dari pasar uang, sehingga mempengaruhi nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah semakin melemah dengan adanya inovasi – inovasi yang dikelurkan oleh asuransi, dana pension dan lembaga pembiayaan lainnya.
Kemungkinan kerugian yang besar membuat pihak asuransi harus memiliki dana yang besar pula, sehingga pihak asuransi harus mencari dana lain melalui pinjaman ke perbankan atau lainnya agar tidak dilikudasi.. factor – factor penyebab melemahnya nilai tukar rupiah adalah sebagai berikut :
-          Meningkatnya biaya bahan bakar untuk distribusi barang jadi atau bahan pokok produksi suatu usaha, hal ini menyebabkan naiknya harga barang dan membuat nilai rupiah turun
-          Menipisnya pasokan bahan mentah membuat harga bahan menjadi tinggi, sehingga membuat produsen terpaksa menaikan harga barangnya pula dan hal ini ikut menyumbang melemahnya nilai rupiah
-          Terjadinya krisis ekonomi global yang tak kunjung selesai, apalagi krisis ini terus terjadi di Negara adidaya yang menjadi patokan berbagai bidang
-          Meningginya pajak ekspor dan impor juga menjadi pemicu turunnya nilai tukar rupiah
-          Asuransi jiwa untuk penyembuhan suatu penyakit ke luar negeri tanpa disadari sedikit membantu turunnya nilai tukar rupiah saat ini, apalagi nilai tukar terhadap dolar sangat tinggi.
Hal – hal yang awalnya dianggap tidak akan merusak nilai mata uang rupiah, justru menjadi penyebab turunnya nilai mata uang rupiah.


BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Lembaga keuangan bukan bank telah banyak tersebar di seluruh Indonesia dan telah menjadi trend memiliki salah satu identitas dari lembaga tersebut. Sayangnya perkembangan lembaga ini tidak membantu meningkatkan nilai tukar rupiah, akan tetapi membantu melemahkan nilai tukar rupiah.
Dalam kegiatan pembiayaan contohnya, dapat dilakukan pembatasan pinjaman dan meninjau lebih jauh usahanya agar tidak merugikan pihak pembiaya. Dalam kegiatan asuransi, dengan mengikuti tingkat bunga yang ditentukan oleh BI pihak asuransi dapat menyediakan jasa yang lebih baik dan mendorong adanya peningkatan nilai tukar dengan membiayai para konsumen bila dilakukannya didalam negeri. Dalam kegiatan dana pension, dapat diperlakukan lebih baik dengan memberikan angsuran yang lebih wajar kepada para konsumennya dan lain sebagainya.
Sehingga dengan adanya lembaga keuangan bukan bank ini dapat membantu meningkatkan nilai tukar terhadap valas. Karena semakin kuatnya nilai mata uang dalam negeri maka akan semakin kuat juga ketika harus berhadapan dengan nilai asing. Maka dari itu, lembaga keuangan bukan bank dituntut untuk tetap menjaga kestabilan nilai rupiah dengan mengutamakan hal – hal penting dalam negeri.


DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar :

Posting Komentar