BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Semakin banyaknya kebutuhan akan uang
(needs of money) dan meningkatnya harga barang membuat masyarakat terus mencari
cara agar bisa mendapatkan keduanya dengan usaha yang minim namun hasil yang
besar. Kebutuhan dasar yang diinginkan seorang manusia sangatlah banyak, dengan
banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi namun tidak diikuti pendapatan (uang
yang dimiliki) bertambah. Hal ini mencemaskan hati masyarakat, terutama
masyarakat kelas bawah yang sangat minim kehidupannya.
Lembaga – lembaga perbankan yang telah
bermunculan tidak terlalu membantu masyarakat kelas bawah mendapatkan kebutuhan
dasar yang harus dimilikinya. Hal ini memicu munculnya lembaga – lembaga lain
untuk bisa menjamin hal – hal yang tidak dimiliki oleh lembaga perbankan.
Dengan harapan masyarakat dapat hidup layak dan sewajarnya tanpa memerlukan
dana yang besar, walau tetap saja didunia ini “uang yang berbicara” bukan hati
yang berbicara demi kesejahteraan.
Lembaga – lembaga ini juga mempengaruhi
nilai mata uang Negara sendiri, walau mereka tidak memiliki wewenang untuk
membuat uang atau menyebarkan uang namun mereka ikut menyumbang penurunan nilai
mata uang. Hubungan yang terjadi antara lembaga keuangan bukan bank dengan
melemahnya nilai tukar rupiah menjadi menarik untuk diketahui lebih jauh.
Apalagi saat ini sudah banyak lembaga keuangan bukan bank yang telah menjadi
sandaran hidup masyarakat.
I.2
Tujuan
Tujuan penulisan paper ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara lembaga keuangan bukan bank dengan melemahnya nilai
tukar rupiah.
I.3
Sistematika Penulisan
Dalam penulisan Paper ini penulis
membagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Bab I Pendahuluan, pada bab ini penulis
akan sedikit memberikan informasi mengenai latar belakang, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan, pada bagian ini
penulis akan member informasi mengenai pengertian lembaga keuangan bukan bank,
jenis – jenis lembaga keuangan bukan bank, nilai tukar rupiah terhadap valas
(valuta asing), penyebab melemahnya nilai tukar rupiah dan hubungan antara
lembaga keuangan bukan bank dengan melemahnya nilai tukar rupiah.
Bab III Penutup, pada bab ini penulis
akan membuat suatu kesimpulan mengenai pembahasan sebelumnya dan memberikan
saran untuk menjaga kestabilan nilai tukar.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Pengertian Lembaga Keuangan Bukan Bank
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan
RI No. KEP-38/MK/IV/19/1972, Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) adalah semua
lembaga (badan) yang melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang secara
langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat –
surat berharga, kemudian menyalurkan kepada masyarakat terutama untuk membiayai
investasi perusahaan – perusahaan.
Berdasarkan keputusan yang dibuat oleh
Menteri Keuangan mengenai LKBB dapat ditarik kesimpulan bahwa lembaga – lembaga
ini memperjual-belikan uang giral dalam kehidupan lembaga tersebut. Oleh sebab
itu, pemerintah melalui menteri keuangan membuat aturan – aturan untuk
menangani kegiatannya tersebut.
Selain itu, lembaga – lembaga ini
menghimpun dana dari masyarakat dan memanfaatkannya untuk membangun
perekonomian melalui investasi ke perusahaan – perusahaan yang membutuhkan
suntikan dana. Banyak sekali kegiatan yang mereka lakukan dan kegiatan tersebut
sangat mempengaruhi nilai mata uang.
Kegiatan yang dilakukan oleh lembaga
keuangan bukan bank antara lain :
·
Menghimpun dana dengan cara mengeluarkan
surat – surat berharga
·
Memberikan kredit jangka menengah dan panjang
kepada perusahaan atau proyek yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta
·
Menjadi perantara bagi perusahaan –
perusahaan Indonesia dan badan hukum pemerintah untuk mendapatkan kredit dari
dalam maupun luar negeri
·
Melakukan penyertaan modal di perusahaan
– perusahaan dan penjualan saham – saham di pasar modal
·
Melakukan usaha lain dibidang keuangan
setelah mendapat pesetujuan Menteri Keuangan
·
Menjadi perantara bagi perusahaan –
perusahaan untuk mendapat tenaga ahli di bidang keuangan
II.2
Jenis – Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank
Terdapat berbagai macam lembaga keuangan
bukan bank yang ada saat ini, makin menjamurnya lembaga ini membuat kita
tertarik untuk menjadi bagian dari lembaga tersebut. Bahkan terkadang tanpa
kita sadari kita telah menjadi bagian dari lembaga tersebut. Lembaga keuangan
bukan bank dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu:
Lembaga Pembiayaan
·
Leasing : kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal baik secara leasing dengah hak opsi ( finance
lease ) maupun leasing tanpa hak opsi ( operate lease ), untuk digunakan oleh
lesse selama jangka waktu tertentu secara berkala.
·
Factoring ( Anjak Piutang ) : kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian akan pengalihan harta serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek.
·
Pembiayaan konsumen : kegiatan
pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan
pembayaran secara angsuran.
·
Kartu Kredit : alat ganti pembayaran
secara kontan yang dikeluarkan oleh pihak penerbit ( bank ) dengan batas limit
pemakaian yang ditentukan sesuai dengan syarat – syarat yang berlaku.
Perusahaan Perasuransian : istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem,
atau bisnis di mana perlindungan
finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan
dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak
dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau
sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu
tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut
·
Asuransi Keuangan : asuransi yang
kegiatannya menjamin keadaan keuangan seseorang agar masa depan orang tersebut
dan keluarganya terjamin dimasa yang akan datang, salah satu asuransi keuangan
adalah asuransi pendidikan.
·
Asuransi Jiwa : asuransi yang
kegiatannya menjamin kejiwaan dan kesehatan masa kini dan mendatang, salah satu
contohnya asuransi kecelakaan kerja dan asuransi kematian.
·
Reasuransi : suatu proses dimana pihak
penanggung mengatur pembagian kemungkinan kerugian kepada pihak lain (sesame
asuransi) untuk mengurangi kemungkinan kerugian yang besar.
Dana Pensiun
·
Dana Pensiun Pemberi Kredit
·
Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Dana Perusahaan Efek
·
Reksadana : wadah yang digunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi yang telah mendapat ijin dari BAPEPAM.
·
Perusahaan Penjamin : suatu wadah yang
menjamin kemungkinan kerugian yang muncul .
·
Perusahaan Modal Ventura : badan usaha
yang melakukan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu
perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.
·
Pegadaian : sebuah badan yang inti
usahanya sebagai jasa penyalur kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai.
Begitu banyak jenis dari lembaga
keuangan ini dengan berbeda fungsi dan kegiatan yang mereka lakukan, namun
kesamaan mereka adalah bahwa mereka mempengaruhi nilai mata uang dengan
kegiatan yang dilakukannya.
II.3
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Valas (Valuta Asing)
Nilai tukar rupiah terhadap valas saat
ini sangat mengecewakan. Nilai mata uang rupiah saat ini turun tajam, selain
akibat dari adanya pemilu yang terjadi hal ini juga diakibatkan bahan – bahan
yang digunakan untuk produksi setiap perusahaan menipis dan membuat harganya
merangkak naik.
Selain kedua hal tersebut, defisit pada
transaksi pembayaran. Hal ini memperburuk nilai tukar rupiah yang saat ini
telah mencapai Rp 12.000,-/dolar. Hal yang menurut Gubernur BI wajar justru
menyesalkan banyak pihak apalagi produsen yang memproduksi barang dengan bahan
impor. Bila hal ini terus terjadi bisa saja terjadi inflasi yang tinggi seperti
tahun 1998.
Niai tukar rupiah terhadap valas saat
ini sudah sulit untuk diperkuat. Sayangnya tidak ada upaya yang terang dari
pemerintah dalam menangani masalah ini. Padahal bila hal ini dibiarkan akan
menghancurkan banyak industry dalam negeri dan akan meningkatkan angka keluarga
miskin di Negara sendiri.
Dengan ikut goyahnya Negara Adidaya saat
ini akibat krisis yang tak kunjung berakhir, menjadikan nilai tukar rupiah
terhadap valas tidak bisa menguat. Banyak sekali factor yang menyebabkan nilai
tukar rupiah terhadap valas terus melemah, tidak adanya perhatian khusus dari
pemerintah membantu nilai tukar menjadi lemah. Adanya penyelamat devisa belum
bisa membantu nilai tukar menguat dengan baik.
Istilah dalam nilai tukar terhadap kurs berbagai
macam, antara lain :
o
Nilai tukar tetap : system nilai tukar
dimana pemegang otoritas moneter tertinggi suatu Negara ( Central Bank)
menetapkan nilai tukar dalam negeri terhadap Negara lain yang ditetapkan pada
tingkat tertentu tanpa melihat aktivitas penawaran dan permintaan dipasar uang.
·
Keunggulan :
-
Kegiatan spekulasi dipasar uang semakin
sempit
-
Intervensi aktif pemerintah dalam
mengatur nilai tukar sehingga tetap stabil
-
Pemerintah memegang peranan penuh dalam
pengawasan terhadap devisa
-
Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan
produksi sesuai dengan hasilnya
·
Kelemahan
-
Cadangan devisa harus besar, untuk
menyerap kelebihan dan kekurangan pasar valas
-
Kurang fleksibel terhadap perubahan
global
-
Penetapan kurs yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi akan memepengaruhi pasar ekspor dan impor
o
Nilai Tukar Mengambang Bebas : suatu
system ekonomi yang ditujukan bagi suatu Negara yang system perekonomiannya
sudah mapan.karena menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi
equilibrium internal dan eksternal.
·
Keunggulan :
-
Cadangan devisa lebih aman
-
Persaingan pasar ekspor impor sesuai
dengan mekanisme pasar
-
Kondisi ekonomi Negara lain tidak
mempengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri
-
Masalah neraca pembayaran dapat
diminimalisir
-
Tidak ada batasan valas
-
Equilibrium pasar uang
·
Kelemahan
-
Praktik spekulasi semakin bebas
-
Penerapan system ini terbatas pada
Negara yang system perekonomiannya mapan, masih kurang tepat untuk Negara
berkembang
-
Tidak adanya intervensi pemerintah untuk
menjaga harga
o
Nilai Tukar Mengambang Terkendali :
penetapan kurs tidak sepenuhnya terjadi dari pasar valuta asing, karena masih
terdapat campur tangan pemerintah dalam penetapan nilai tukarnya.
·
Keunggulan
-
Mampu menjaga stabilitas moneter lebih
baik dan neraca pembayaran suatu Negara
-
Adanya aktifitas D/MS dalam pasar valuta
asing berdasarkan kurs indikasi akan mampu menstabilkan nilai tukar dengan
lebih baik sesuai dengan kondisi ekonomi yang sedang terjadi
-
Devisa yang diperlukan tidak sebesar
pada nilai tukar tetap
-
Mampu memadukan system tetap dan mengambang
·
Kelemahan
-
Devisa harus selalu tersedia dan siap
digunakan sewaktu – waktu
-
Persaingan yang ketat antara pemerintah
dan spekulan dalam memprediksi dan menetapkan kurs
-
Tidak selamanya mampu mengatasi neraca
pembayaran selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa
karena memakai devisa untuk menutupi selisihnya.
III.4
Hubungan Antara Lembaga Keuangan Bukan Bank dengan Melemahnya Nilai Tukar
Rupiah
Hubungan keduanya sudah tidak perlu
dipertanyakan lagi kedekatannya. Karena pasar valas adalah anak dari pasar
uang, sehingga mempengaruhi nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah semakin
melemah dengan adanya inovasi – inovasi yang dikelurkan oleh asuransi, dana
pension dan lembaga pembiayaan lainnya.
Kemungkinan kerugian yang besar membuat
pihak asuransi harus memiliki dana yang besar pula, sehingga pihak asuransi
harus mencari dana lain melalui pinjaman ke perbankan atau lainnya agar tidak
dilikudasi.. factor – factor penyebab melemahnya nilai tukar rupiah adalah
sebagai berikut :
-
Meningkatnya biaya bahan bakar untuk
distribusi barang jadi atau bahan pokok produksi suatu usaha, hal ini
menyebabkan naiknya harga barang dan membuat nilai rupiah turun
-
Menipisnya pasokan bahan mentah membuat
harga bahan menjadi tinggi, sehingga membuat produsen terpaksa menaikan harga
barangnya pula dan hal ini ikut menyumbang melemahnya nilai rupiah
-
Terjadinya krisis ekonomi global yang
tak kunjung selesai, apalagi krisis ini terus terjadi di Negara adidaya yang
menjadi patokan berbagai bidang
-
Meningginya pajak ekspor dan impor juga
menjadi pemicu turunnya nilai tukar rupiah
-
Asuransi jiwa untuk penyembuhan suatu
penyakit ke luar negeri tanpa disadari sedikit membantu turunnya nilai tukar
rupiah saat ini, apalagi nilai tukar terhadap dolar sangat tinggi.
Hal – hal yang awalnya dianggap tidak
akan merusak nilai mata uang rupiah, justru menjadi penyebab turunnya nilai
mata uang rupiah.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Lembaga keuangan bukan bank telah banyak
tersebar di seluruh Indonesia dan telah menjadi trend memiliki salah satu
identitas dari lembaga tersebut. Sayangnya perkembangan lembaga ini tidak
membantu meningkatkan nilai tukar rupiah, akan tetapi membantu melemahkan nilai
tukar rupiah.
Dalam kegiatan pembiayaan contohnya,
dapat dilakukan pembatasan pinjaman dan meninjau lebih jauh usahanya agar tidak
merugikan pihak pembiaya. Dalam kegiatan asuransi, dengan mengikuti tingkat
bunga yang ditentukan oleh BI pihak asuransi dapat menyediakan jasa yang lebih
baik dan mendorong adanya peningkatan nilai tukar dengan membiayai para
konsumen bila dilakukannya didalam negeri. Dalam kegiatan dana pension, dapat
diperlakukan lebih baik dengan memberikan angsuran yang lebih wajar kepada para
konsumennya dan lain sebagainya.
Sehingga dengan adanya lembaga keuangan
bukan bank ini dapat membantu meningkatkan nilai tukar terhadap valas. Karena
semakin kuatnya nilai mata uang dalam negeri maka akan semakin kuat juga ketika
harus berhadapan dengan nilai asing. Maka dari itu, lembaga keuangan bukan bank
dituntut untuk tetap menjaga kestabilan nilai rupiah dengan mengutamakan hal –
hal penting dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar :
Posting Komentar