Juni 14, 2015

Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data dan proses yang telah dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang baik dapat dibantu oleh pemerintah dengan pemberian pendidikan formal dan informal yang tepat. Selain itu pula, perusahaan tempat sumber daya manusia bernaung dapat memberikan hasil yang sesuai dengan harapan para karyawan dan tenaga kerja serta mengikuti aturan – aturan yang berlaku saat ini. Sehingga tingkat kemiskinan dan pengangguran yang menjadi dampak kecil dari kesalahan pengelolaan sumber daya manusia dapat dikurangi dan nantinya dapat menjadi salah satu faktor pembantu kemajuan Negara.

Pengelolaan yang baik dari sistem pendidikan yang terakreditasi dapat menghasilkan sumber daya manusia yang diharapkan dapat membantu penanganan pengangguran dan kemiskinan yang melanda. Adapun bantuan tambahan dari perusahaan - perusahaan yang menjad tempat akhir tujuan karyawan atau tenaga kerja adalah dengan memberikan jaminan kesehatan, bonus dan insentif. Jaminan yang dapat diberikan berupa jaminan kesehatan dan jaminan hari tua (pensiun). Namun bukan berarti karyawan atau tenaga kerja melupakan kewajiban mereka untuk memajukan perusahaan, dan hanya meminta atau mendahulukan kepentingan sendiri.

Normaslisasi Data

NIP
NAMA PEGAWAI
KODE BAGIAN
BAGIAN
KODE PROYEK
NAMA PROYEK
0001
ADI
01
EDP
P001
XXX
0002
BIMA
02
HRD
P002
YYY
0001
ADI
01
EDP
P002
YYY
0002
BIMA
02
HRD
P003
ZZZ
0003
CANDRA
03
PRODUKSI
P003
ZZZ

1.      Apakah sudah memenuhi bentuk normal pertama?
2.      Bagaimanakah bentuk normalisasi table tersebut?

Jawaban :

1.      Belum, karena masih terdapat kerangkapan data dalam table teresbut

2.      Pegawai
NIP
Nama Pegawai
0001
Adi
0002
Bima
0003
Candra

Proyek
Kode Proyek
Nama Proyek
P001
XXX
P002
YYY
P003
ZZZ

Bagian
NIP
Kode Bagian
Bagian
0001
01
EDP
0002
02
HRD
0003
03
Produksi


April 18, 2015

Fakta Merupakan Unsur Dasar dari Penalaran Ilmiah

Pengertian
1.      Fakta
Fakta (bahasa Latin: factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Sedangkan menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan Fakta sebagai hal (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar – benar ada atau terjadi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa fakta adalah sesuatu hal yang benar – benar terjadi dan nyata yang dibantu dengan adanya bukti konkrit.
2.      Penalaran
Berdasarkan KBBI kata ini memiliki kata dasar yaitu nalar, dimana artinya pertimbangan tentang baik buruk dsb; akal budi: setiap keputusan harus didasarkan -- yg sehat. Aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis; jangkauan pikir; kekuatan pikir. Sedangkan penalaran merupakan proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
3.      Ilmiah
Menurut KBBI, Ilmiah adalah bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Namun manjadi kata populer bersifat ilmu, tetapi menggunakan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam (tentang artikel, gaya penulisan karya ilmiah).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa enalaran adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasaruntukmenarikkesimpulan.
Prinsip dan unsure penalaran
Penulisan ilmiah mengemukakan dan membahas fakta secara logis dan sistematis dengan bahasa yang baik dan benar. Ini berarti bahwa untuk menulis penulisan ilmiah diperlukan kemampuan menalar secara ilmiah.
Melalui proses penalaran, kita dapat samapai pada kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori. Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan.
Dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.
 Jenis Penalaran
Menurut prosesnya penalaran dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.      Penalaran induktif
Secara formal dapat dikatakan bahwa induksi adalah proses penalran untuk sampai pada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum dan khusus, beradasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus.
Proses induksidapatdibedakan:
1.                   Generalisasi, ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejalas erupa.
2.                   Analogi, adalah suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial yang bersamaan.
3.                   Hubungan sebab akibat, Penalaran dari sebab ke akibat mulai dari pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui. Berdasarkan itu, kita menarik kesimpulan mengenai akibat yang mungkin ditimbulkan.
b.       Penalaran deduktif
Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hukum, atau teori yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala. Berdasarkan prinsip umum itu, ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus, yang merupakan bagiuan dari hal atau gejala itu. jadi, penalaran deduktif bergerak dari halatau  gejala yang umum menuju pada gejala yang khusus.

Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan ilmiah adalah penulisan hasil berpikir ilmiah yang di dalamnya mencerminkan ciri ilmu pengetahuan.
Ciri Penulisan Ilmiah
a.                  Isi mencerminkan hakikat ilmu pengetahuan/objek ilmu tertentu
b.                   Mengandung teori/semacam kerangka berpikir
c.                   Ada metodenya(cara mencari dan menemukan kebenaran)
d.                  Mengandungp enalaran.
Keterkaitan Penalaran dalam Proses Penulisan Ilmiah
Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu sendiri. Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek/matra. Kelima aspek tersebut adalah:

a.      Aspek keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antarbagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.
b.       Aspek urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatru yang harus didahulukan/ditampilkan kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu.Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligu sebagai penutup karangan ilmiah

c.       Aspek argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat/ temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.
d.      Aspek teknik penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harusdisusun dengan polapenyusunan tertentu,dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.
e.       Aspek bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku? Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis.
Beberapa ciri bahasa ilmiah: kalimat pasif, sebisa mungkin menghindari kata ganti diri (saya, kami, kita), susunan kalimat efektif/hindari kalimat-kalimat dengan klausa-klausa yang panjang.

 Sehingga dapat disimpulkan bahwa fakta memang menjadi unsure dasar dalam penalaran ilmiah. Karena hasil dari penalaran ilmiah ini dapat dijadikan sebagai penulisan ilmiah. Dimana baik penalaran ilmiah maupun penulisan ilmiah membutuhkan fakta yang memiliki bukti untuk dilakukan riset dan pengembangan.

Sumber :
Univ. Esa Unggul/Jumanta/MKU 113

Kemacetan Di Jalan Margonda Raya, Depok

Jalan Margonda Raya di Depok, Jawa Barat menjadi salah satu jalur utama keluar dan masuk Kota Depok. Sepanjang jalan ini dapat ditemukan berbagai macam tempat yang diperlukan, seperti tempat makan, mall, apartemen, perumahan, sekolah, kampus dan masih banyak lagi. Begitu banyaknya tempat menarik yang ada si sepanjang jalur ini menjadikan Jalan Margonda sebagai jalur yang tak pernah tidur.
Kemudahan akses ke berbagai tempat dari jalan ini menjadi salah satu alasan mengapa jalan ini selalu ramai. Selain banyaknya tempat – tempat penting seperti perumahan, apartemen dan kampus maupun sekolah, adanya 5 mall sepanjang jalur ini juga membuat jalur ini selalu ramai. 5 mall yang diantaranya ada 4 mall saling berdekatan dan berseberangan membuat jalur ini dilewati oleh banyak kendaraan.
Sayangnya dengan banyaknya fasilitas yang ada di sepanjang Jalan Margonda justru memberikan dampak buruk bagi jalanannya. Tingkat kemacetan yang saat ini semakin parah menjadi salah satu hal yang merugikan. Selain itu masih terdapat banyak sampah di pinggir – pinggir jalannya yang mengganggu kenyamanan.
Pemicu kemacetan yang timbul selain karena adanya mall yang banyak, juga karena meningkatnya volume kendaraan namun tidak diikuti dengan peningkatan luas jalanan yang harusnya dapat menampung kendaraan. Sehingga begitu banyak titik kemacetan yang harus dilalui bagi pengendara roda dua dan roda empat saat melewati jalan ini di jam sibuk, seperti hari senin hingga jumat di pagi hari pada jam perkantoran, hari senin hingga jumat di sore hari pada jam pulang kantor, hari sabtu dan minggu yang hampir sepanjang hari macet,
Berdasaarkan informasi dari www.depoklik.com dan www.sindonews.com, kemacetan Kota Depok terus bertambah parah, sehingga saat ini masyarakat Depok memilih alternative transportasi kereta api untuk menjauhi kemacetan. Berdasarkan salah satu tulisan di depok klik tersebut dijabarkan penyebab – penyebab kemacetan di Depok saat ini, antara lain pelaku usaha di pinggir – pinggir jalan, restoran juga menjadi penyumbang kemacetan di Jalan Margonda, banyaknya masyarakat yang menyebrang sembarangan, adanya parkir liar dan para sopir angkutan umum yang parker sembarangan untuk mencari penumpang.
Bahkan pada tahun 2014 Kota Depok berada diurutan ke 5 Kota Termacet, dimana posisinya setelah Jakarta, Kota Bogor, Bandung dan Surabaya. Kota Depok yang menjadi salah satu kota penyanggah ibukota kini tertular dengan kemacetannya. Diperlukan sinergi yang baik dan cepat untuk mengembalikan kenyamanan masyarakat dalam beraktifitas. Betapa lelahnya masyarakat Depok apabila setiap hari harus terus ditemui dengan kemacetan yang menguras tenaga. Diharapkan Pemerintah Kota Depok dapat menemukan cara terbaik untuk memperbaiki kekacauan yang ada.
Beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan membatasi kendaraan pribadi roda empat yang melewati jalur ini sehingga dapat beralih ke kendaraan umum dan mengurangi kemacetan. Dapat pula dengan memberantas usaha kecil yang membuat macet di pinggir – pinggir jalan. Selain itu juga dapat dilakukan dengan mengerem pembangunan apartemen – apartemen dan mall yang menjadi penyumbang besar pula dalam kemacetan. Namun seluruh solusi yang muncul tidak akan berhasil apabila tidak didukung oleh masyarakatnya. Karena masyarakatlah yang sangat berperan dalam berbagai macam pembangunan daerahnya.
Semoga Pemerintah Kota Depok dapat segera menemukan cara terbaik untuk menyelesaikan berbagai masalah yang muncul saat ini.

Sumber :

Januari 03, 2015

Dinamika Konflik Dalam Organisasi

Pengertian Dinamika
-          Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan, pengertian ini dikutip dari http://yulia-putri.blogspot.com/2010/10/pengertian-dinamika.html
-          Berdasarkan data yg dikutip dari http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2109878-pengertian-dinamika/ , bahwa definisi dinamika atau dalam bahasa Inggrisnya Dynamics adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak dan gaya penyebabnya.
        Sehingga dapat disimpulkan bahwa dinamika memiliki arti ilmu yg mempelajari dan mengandung arti sebuah kekuatan yang selalu bergerak dan berkembang untuk dapat menyesuaikan diri pada suatu keadaan sesuai dengan gaya penyebabnya.

Pengertian Konflik
-          Menurut Dr. Robert M.Z. Lawang, konflik adalah perjuangan memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan tapi juga untuk menundukkan saingannya
-          Menurut Drs. Ariyono Suyono, Konflik merupakan suatu proses atau keadaan dimana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai atau tuntutan dari masing-masing pihak
-          Menurut James W. Vander Zander, konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai tuntutan hak atas kekayaan, status atau wilayah tempat pihak yang saling berhadapan bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan mereka.
-          Menurut Dahdendrof bahwa masyarakat memiliki dua wajah, yakni konflik dan consensus. Dan konflik pada kenyataan tidak semata hanya menimbulkan perpecahan namun juga membangun rasa persatuan disisi yang lain.
-          Konflik berasal dari bahasa Latin configure yang artinya saling memikul. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi  konflik adalah sebagai percecokan, perselisihan atau pertentangan.
-          Secara sosiologi, konflik diartikan sebagai suatu proses social antara dua atau lebih (atau juga kelompok) yag berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya
-          Menurut Lewis A. Coser, konflik merupakan sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaaan, dan sumber  daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai atau melenyapkan lawan.
     Sehingga dapat diefinisikan bahwa konflik adalah suatu proses dimana antara dua atau lebih kelompok memiliki suatu pertentangan dan tidak menemukan jalan keluar yang baik, sehingga mereka melakukan hal-hal negative seperti mencederai, melenyapkan lawan atau menyisihkan lawan.

Pengertian Organisasi
-          Menurut Schermerhorn, Hunt & Osborn (2004) mengartikan organisasi sebagai kumpulan orang yang bekerja sama dengan cara mendistribusikan pekerjaan guna mencapai tujuan tertentu.
-          Stacey (1996) mendefinisikan organisasi sebagai jaringan orang-orang yang berfungsi sebagai agen-agen individu dan berinteraksi satu sama lain secara internal dalam suatu organisasi.
-          Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan, organisasikan dapat diartikan sebagai sebuah wadah atau tempat berkumpulnya orang-orang untuk melakukan berbagai kegiatan.
-          Dalam Buku Manajemen Syariah dalam Praktik, mengartikan organisasi sebagai interaksi-interaksi orang dalam sebuah wadah untuk melakukan sebuah tujuan yang sama.
          Sehingga dapat diartikan bahwa organisasi adalah wadah atau tempat dari sekumpulan orang dimana mereka dapat mendistribusikan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan yang sama.

          Berdasarkan berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Dinamika Donflik dalam Organisasi adalah suatu keadaan yang selalu berubah, dimana terdapat sebuah perkumpulan yang memiliki tujuan masing-masing dan tidak selaras dalam perjalanannya sehingga menimbulkan berbagai masalah baru yang merugikan banyak pihak.


Jenis-Jenis Konflik
Adapun mengenai jenis-jenis konflik, dikelompokkan sebagai berikut :
-  Personrole conflict : konflik peranan yang terjadi didalam diri seseorang. Konflik ini pada hakekatnya meminta kesadaran orang untuk menaati peraturan yang ada atau memerlukan kesetiaan orang pada organisasi.
-  Inter-role conflict : konflik antar peranan, yaitu persoalan timbul karena satu orang menjabat satu atau lebih fungsi yang saling bertentangan. Konflik ini dapat dihindari dengan mendefinisikan kembali tugas yang terlebih dahulu telah dispesialisasikan dan dialokasikan pada seorang tertentu sehingga akibat negative dwi fungsi diminimumkan.
-  Intersender conflict : konflik yang timbuk karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang. Ini dapat dihindari dengan memperlakukan sama bagi semua pihak-pihak yang berkepentingan.
-  Intrasender conflict : konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan.
            Sedangkan konflik berdasarkan pihak yang saling bertentangan dibagi menjadi :
- Konflik dalam diri individu yang terjadi bila seseorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya.
- Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian.
- Konflik antar individu dan kelompok. yang berhubungan dengan individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
- Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok.
- Konflik antar organisasi yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam system perekonomian suatu Negara.

            Beberapa Penyebab Konflik yaitu:
v  Kebutuhan untuk membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas.
v  Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan.
v  Saling ketergantungan kegiatan-kegiatan kerja.
v  Perbedaan nilai-nilai atau persepsi.
v  Kemenduaan organisasional.
v  Gaya-gaya individual        
v  Suatu situasi dimana tujuan-tujuan tidak sesuai
v  Keberadaan peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-alokasi sumber daya yang tidak sesuai
v  Suatu masalah yang tidak tepatan status
v  Perbedaan presepsi

Didalam organisasi terdapat empat bidang struktural, dan dibidang itulah konflik sering terjadi, yaitu :
* Konflik hirarkis adalah konflik antar berbagai tingkatan organisasi
* Konflik fungsional adalah konflik antar berbagai departemen fungsional organisasi
* Konflik lini-staf adalah konflik antara lini dan staf
* Konflik formal informal adalah konflik antara organisasi formal dan organisasi informal.

Secara tradisional pendekatan terhadap konflik organisasional adalah sangat sederhana dan optimistik. Pendekatan tersebut didasarkan atas tiga anggapan, yaitu :
1. Konflik dapat di hindarkan
2. Konflik diakibatkan oleh para pembuat masalah, pengacau dan primadona
3. Bentuk-bentuk wewenang legalistic
4. Korban diterima sebagai hal yang tak dapat dielakkan

Apabila keadaan tidak saling mengerti serta situasi penilaian terhadap perbedaan antar anggota organisasi itu makin parah sehingga konsesus sulit dicapai, sehingga konflik tak terelakkan. Dalam hal ini pimpinan dapat melakukan berbagai tindakan tetapi harus melihat situasi dan kondisinya, yaitu :
- Menggunakan kekuasaan
- Konfrontasi
- Kompromi
- Menghaluskan situasi
- Mengundurkan diri

Berbagai Segi Positif dari Konflik
Berbagai segi positif dari konflik sebagai berikut :
1. Konflik dalam:
• Perggantian pimpinan yang lebih berwibawa,penuh ide baru dan semangat baru.
• Perubahan tujuan organisasi yang lebih mencerminkan nilai-nilai yang disesuaikan dengan perubahan situasi dan kondisi.
• Pelembagaan konflik itu sendiri artinya konflik disalurkan tidak merusak susunan atau struktur organisasi.
2. Konflik dengan organisasi lain mungkin dapat :
• Lebih mempersatukan para anggota organisasi.
• Mendatangkan kehidupan baru di dalam hal tujuan serta nilai organisasi
• Lebih menyadarkan para anggota terhadap strategi serta taktik lawan.
• Sebagai suatu lembaga pengawasan masyarakat.

Bagaimanapun juga, konflik merupakan suatu hal yang memakan pikiran,waktu,tenaga,dan lain-lain untuk menyelesaikannya. Tetapi bila dilihat sekilas sepertinya konflik itu sangat sulit untuk dihindari dan diselesaikan, tetapi dalam hal ini jangan beranggapan bahwa dengan adanya konflik berarti organisasi tersebut telah gagal. Karena betapapun sulitnya suatu konflik pasti dapat diselesaikan oleh para anggota dengan melihat persoalan serta mendudukannya pada proporsi yang wajar.

Sumber-Sumber Konflik
* Sumber-Sumber Konflik Organisasional, berbagai sumber utama konflik organisasional dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kebutuhan untuk membagi sumber daya – sumber daya yang terbatas.
Konflik ini dapat timbul karena kelompok-kelompok organisasi bersaing untuk memperebutkan bagian terbesar sumber daya – sumber daya yang tersedia.
2. Perbedaan – perbedaan dalam berbagai tujuan.
Kelompok-kelompok organisasi cenderung menjadikan terspesialisasi atau dibedakan karena mereka mengembangkan berbagai tujuan, tugas dan personalia yang tidak sama. Perbedaan-perbedaan ini sering menyakibatkan konflik kepentingan atau prioritas, meskipun tujuan organisasi sebagai keseluruhan telah disetujuin.
3. Saling ketergantungan kegiatan-kegiatan kerja.
Konflik potensial adalah terbesar apabila suatu unit tidak dapat mulai pekerjaannya karena harus menunggu penyelesaian pekerjaan unit lain.
4. Perbedaan nilai-nilai atau persepsi.
Perbedaan-perbedaan tujuan diantara anggota berbagai satuan dalam organisasi sering berkaitan dengan berbagai perbedaan sikap,nilai-nilai dan persepsi yang dapat menimbulkan konflik.
5. Kemenduaan organisasional
Konflik antar kelompok dapat juga berasal dari tanggungjawab kerja yang dirumuskan secara mendua (ambiguous) dan tujuan-tujuan yang tidak jelas.
6. Gaya-gaya individual.
Pada umumnya konflik ini terjadi apabila para anggota kelompok sangat berbeda dalam hal ciri-ciri seperti sifat kerja,umur dan pendidikan.

*Konflik Antar Pribadi 
Salah satu penanganan analitis konflik antar pribadi dapat diperoleh dengan mempelajari berbagai cara berbeda yang dipergunakan seorang “pribadi” untuk berinteraksi dengan pribadi-pribadi lain. Menurut Jendela Johari, pribadi seseorang terbagi menjadi 4 yaitu :
1. Pribadi terbuka (open self), bentuk interaksi ini orang mengenal dirinya sendiri dan orang lain.
2. Pribadi tersembunyi (hidden self), bentuk ini orang mengenal dirinya sendiri tetapi tidak mengenal pribadi orang lain.
3. Pribadi buta (blind self), bentuk ini orang mengenal pribadi orang lain tetapi tidak mengenal dirinya sendiri.
4. Pribadi tak dikenal (undiscovered self),bentuk ini orang tidak mengenal baik dirinya sendiri maupun orang lain.

Jendela Johari hanya mengemukakan berbagai kemungkinan pola antar pribadi, tetapi tidak menggambarkan situasi-situasi konflik antar pribadi yang mungkin terjadi. Meskipun demikian jendela johari sangat berguna untuk menganalisa situasi-situasi konflik tersebut.

Terdapat tujuh pedoman bagi pengadaan umpan balik untuk hubungan-hubungan antara pribadi yang efektif dapat diperinci sebagai berikut:
a. Menjadi lebih deskriptif daripada bersifat pertimbangan
b. Menjadi lebih spesifik daripada umum
c. Menangani hal-hal yang dapat diubah
d. Bemberi umpan balik apabila diinginkan 
e. Memperhatikan motif-motif pemberian dan penerimaan umpan balik
f. Memberikan umpan balik pada saat perilaku berlangsung
g. Memberikan umpan balik bila akurasinya dapat dicek dengan orang-orang lain

*Konflik Organisasional
Dalm hal ini litterer mengemukakan empat penyebab konflik organisasional yaitu antara lain:
1. Suatu situasi dimana tujuan – tujuan tidak sesuai 
2. Keberadaan peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-lalokasi sumber daya yang tidak sesuai
3. Suatu masalah ketidaktepatan status 
4. Perbedaan presepsi

*Konflik Struktural
Dalam organisasi klasik ada empat bidang structural dimana konflik sering terjadi:
a. Konflik hirarkis,yaitu konflik antara berbagai tingkatan organisasi
b. Konflik fungsional,yaitu konflik antara berbagai departemen fungsional organisasi.
c. Konflik lini-staf,yaitu konflik antar lini dan staf.
d. Konflik formal – informal,yaitu konflik antara organisasi formal dan informal.

Peranan Konflik Dalam Organisasi
Secara tradisional, pendekatan terhadap konflik organisasional adalah sangat sederhana dan optimistik. Pendekatan tersebut didasarkan atas tiga anggapan sebagai berikut:
1. Konflik menurut definisinya dapat dihindarkan
2. Konflik diakibatkan oleh para pembuat masalah, pengacau, dan primadona.
3. Bentuk-bentuk wewenang legalistic seperti ‘berjalan melalui saluran-saluran‘ atau ‘berpegang pada aturan‘.

Dan hasilnya berupa serangkaian anggapan baru tentang konflik yang hampir persis berlawanan dengan anggapan-anggapan tradisional:
1. konflik tidak dapat dihindarkan 
2. konflik ditentukan oleh factor-faktor struktural seperti bentuk fisik suatu bangunan, desain struktur karier, atau sifat sistem kelas.
3. Konflik adalah bagian integral sifat perubahan.
4. Konflik dapat membantu atau menghambat pelaksanaan kegiatan organisasi dalam berbagai derajat.
5. Tingkat konflik minimal adalah optimis.

Atas dasar anggapan-anggapan diatas, manajemen konflik organisasional telah menggunakan suatu pendekatan baru.pendekatan yang cukup representative adalah tiga strategi dasar untuk mengurangi konflik organisasional yang dikemukan literer yaitu:
1. Penyangga atau penengah dapat diletakkan diantara pihak-pihak yang sedang berkonflik.
2. Membantu pihak-pihak yang sedang konflik untuk menggembangan pandangan yang lebih baik tentang diri mereka dan cara mereka yang saling mempengaruhi. 
3. Merancang kembali struktur organisasi agar konflik berkurang.

Strategi Penyelesaian Konflik
Mengendalikan konflik berarti menjaga tingakat konflik yang kondusif bagi perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan dinamika organisasi yang optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan disfungsional, maka konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan cara :
1. Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
2. Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.
3. Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan semua unit kerja.
4. Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
5. Membentuk sistem banding, dimana konflik diselesaikan melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan membuat keputusan.
6. Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang yang dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang berkonflik dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan perselisihan.
7. Meningkatkan intensitas interaksi antar unit-unit kerja, dengan demikian diharapkan makin sering pihak-pihak berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk memahami kepentingan satu sama lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.
8. Me-redesign kriteria evaluasi dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang dianggap adil dan acceptable dalam menilai kemampuan, promosi dan balas jasa.


KESIMPULAN
            Berdasarkan informasi yang ada diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dinamika konflik dalam organisasi merupakan hal yang wajar yang dialami setiap organisasi sebelum mencapai kesuksesan. Begitu banyak konflik yang muncul dalam suatu organisasi juga sebagai suatu tahapan sebelum organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
            Tugas bagi seorang manajer ketika menghadapi konflik harus sangat bijaksana, tegas dan bertanggung jawab atas jalan keluar dari konflik yang ada. Memang berat tugas seorang manajer, namun jika kita memang berkeyakinan mampu maka semua konflik dapat terselesaikan.


DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Agung S.S. S.Sos, Buku Kantong Sosiologi SMA IPS. Pustaka Widyatama
Maryati, Kun, Sosiologi: -Jilid 2 SMA, Erlangga : Jakarta
Hutapea Parulian, Thoha Nuarianna 1BA, Kompetensi Plus, Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 5 SD, Grasindo : Jakarta
Hafidhuddin, Didin ; Tanjung, Hendri, Manajemen Syariah Dalam Praktik , Gema Insani
Sukanto Reksohadiprodjo & T. Hani Handoko.1992. Organisasi Perusahaan. BPFE. Yogyakarta)